Jakarta, Hangoutproject.id - Musim 2025 MotoGP akhirnya dimulai, dan seluruh dunia otomotif sudah tidak sabar menanti momen-momen mendebarkan di atas lintasan. Buriram, Thailand, menjadi tuan rumah untuk pembukaannya, menghadirkan suasana penuh gairah yang tak bisa digantikan oleh apapun. Tahun ini menjanjikan lebih banyak drama, persaingan ketat, serta cerita-cerita baru yang siap mewarnai dunia balap motor paling bergengsi ini.
Pecahnya Persaingan: Bagnaia vs Marquez
Dilansir dari motogp.com, persaingan yang paling ditunggu-tunggu sepanjang paruh kedua tahun 2024 kini akhirnya memasuki babak yang sangat dinantikan. Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) kini berbagi tim dengan juara dunia delapan kali, Marc Marquez.
Kombinasi keduanya membentuk tim impian Ducati yang sangat kuat. Dalam beberapa tahun terakhir, keduanya sudah beberapa kali saling beradu sengit untuk memperebutkan kemenangan, namun sekarang saatnya untuk melihat siapa yang akan lebih unggul.
Buriram menjadi saksi apakah Bagnaia, yang sudah memiliki pengalaman luar biasa, bisa menantang Marquez yang memiliki kecakapan di trek ini. Meski Marquez lebih diunggulkan berdasarkan hasil pengujian, Bagnaia selalu memiliki potensi besar untuk mengguncang persaingan.
Plot Twist: Jorge Martin Terhenti, Bezzecchi Bangkit
Namun, cerita musim 2025 tak melulu soal persaingan antara dua nama besar. Jorge Martin, juara bertahan, terpaksa absen dari balapan karena kecelakaan di Sepang yang menyebabkan patah tulang pada tangan kirinya.
Musimnya dimulai dengan langkah yang sangat buruk, meninggalkan harapan untuk mempertahankan gelarnya di tahun ini. Sebaliknya, Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) muncul sebagai kuda hitam yang penuh kejutan.
Performanya yang gemilang di tes pramusim menunjukkan bahwa ia siap menggebrak. Bezzecchi diprediksi akan menjadi ancaman serius bagi para pesaing di tahun 2025, dan Aprilia tentu berharap besar pada potensi rekan barunya.
Shark Attack: Acosta Siap Menyambar
Di kubu Red Bull KTM Factory Racing, Pedro Acosta, sang pendatang baru, sudah menunjukkan taringnya. Setelah melalui tes pramusim yang memuaskan, ia siap membuat kejutan di Buriram. Meski belum meraih kemenangan pertama di MotoGP, kepercayaan dirinya terus meningkat, dan bersama Brad Binder, keduanya menjadi duo tangguh yang akan menjadi sorotan. KTM memasuki musim ini dengan penuh ambisi dan mereka siap untuk memperlihatkan kualitasnya.
Yamaha: Kembali Menggeliat?
Banyak perubahan terjadi di Yamaha, namun jajaran pembalap pabrik tetap dipimpin oleh Fabio Quartararo, yang menunjukkan performa yang sangat baik di tes Sepang. Dengan adanya Jack Miller di Prima Pramac Yamaha, serta Miguel Oliveira yang belum sepenuhnya mengeluarkan potensi terbaiknya, Yamaha kini memiliki empat motor yang siap bersaing. Pertanyaan besar yang muncul adalah: dapatkah Yamaha kembali ke jalur kemenangan setelah tahun yang penuh tantangan?
Rookie Watch: Pembalap Muda yang Siap Menyemarakkan
Musim 2025 juga menyaksikan debut beberapa pembalap muda berbakat. Ai Ogura (Trackhouse Racing MotoGP) dan Fermin Aldeguer (Gresini Racing MotoGP) mencuri perhatian dengan performa luar biasa di pramusim. Meskipun tes Buriram sedikit lebih menantang bagi mereka, kedua pembalap ini diyakini akan semakin berkembang dan menjadi ancaman besar di masa depan. Sementara itu, Somkiat Chantra (IDEMITSU LCR HONDA) akan menjalani debutnya di kandang sendiri, membawa harapan besar bagi para penggemar lokal di Thailand.
Kuda Hitam: Alex Marquez dan Franco Morbidelli
Alex Marquez (Gresini Racing MotoGP) mengejar kemenangan perdananya di Grand Prix MotoGP dan pada uji coba Sepang, ia menjadi pembalap yang harus dikalahkan dan mencatatkan kecepatan yang luar biasa - baik secara langsung maupun dalam jarak balapan. Selain mempertahankan mesin Ducati GP24 dan memasuki suasana kekeluargaan di Tim Balap Enduro VR46 milik Petrol Enduro, Franco Morbidelli telah menunjukkan tanda-tanda performa terbaiknya, menikmati waktu di puncak catatan waktu dalam pengujian. Rekan setimnya Fabio Di Giannantonio absen dalam sebagian besar pengujian setelah mengalami patah tulang selangka kiri akibat kecelakaan pada uji coba Sepang, tetapi akan kembali ke Buriram. Mereka semua sudah tidak asing lagi dengan podium.
Honda Positif: Langkah Menuju Kebangkitan
Honda, yang tengah berjuang untuk kembali ke jalur kemenangan, menunjukkan kemajuan signifikan pada tes Buriram. Joan Mir dan Luca Marini telah memperlihatkan proses yang menjanjikan, dan meskipun masih dalam proses adaptasi, Honda berharap dapat tampil lebih kompetitif di musim ini. Dengan penambahan Aleix Espargaro dan Takaaki Nakagami dalam tim pengembangan, masa depan Honda MotoGP semakin cerah.
MotoGP 2025, Cerita Baru yang Menegangkan
MotoGP 2025 telah dimulai dengan banyak cerita baru yang menarik untuk diikuti. Dengan persaingan sengit di antara para pembalap, kejutan-kejutan dari tim-tim pabrikan, dan potensi besar dari para pendatang baru, musim ini menjanjikan banyak aksi seru. Buriram akan menjadi ajang pembuktian bagi banyak pembalap dan tim, dan tak ada yang tahu siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Namun, satu hal yang pasti, MotoGP kali ini akan menjadi salah satu musim paling menarik dan bersejarah yang pernah ada. Jangan lewatkan babak pertama yang penuh drama ini!
Jumat, 28 Februari 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Jorge Martin, sang juara dunia MotoGP, saat ini menghadapi tantangan besar yang datang di awal musim 2025. Setelah kecelakaan latihan yang menyebabkan cedera serius pada tangan kirinya, ia terpaksa absen dari putaran pertama di GP Thailand. Namun, ini bukanlah kali pertama Martin diuji dalam perjalanan karirnya. Dengan tekad dan semangat juang yang tak tergoyahkan, ia memulai proses pemulihan yang akan membawanya kembali ke lintasan, lebih kuat dari sebelumnya.
Dilansir dari motogp.com, pada saat latihan intensif menjelang pembukaan musim, Martin mengalami patah tulang pada tangan kirinya. Sebelumnya, ia sudah harus melewatkan sebagian besar uji coba pramusim karena cedera lainnya, yang semakin menambah beban berat bagi pembalap asal Spanyol ini. Namun, dengan profesionalisme yang tinggi, Martin menunjukkan bahwa tantangan bukanlah hal yang bisa menghentikannya.
Untuk mengatasi cedera ini, Jorge Martin menjalani operasi sukses di Klinik Dexeus di Barcelona, di bawah pengawasan Profesor Mir dan tim medis ahli. Prosedur tersebut melibatkan pemasangan dua sekrup di area fraktur radius dan satu di area skafoid kiri, untuk memberikan stabilitas dan mendukung proses penyembuhan yang optimal. Operasi dilakukan dengan pendekatan perkutan yang canggih dan dibantu dengan artroskopi, memastikan pemulihan yang cepat dan tepat.
Tim Aprilia, tempat Martin berlaga, mengkonfirmasi bahwa operasi berjalan dengan lancar. Meskipun Martin harus absen untuk sementara waktu, tim medis akan terus memantau perkembangannya dalam beberapa hari mendatang, menilai kondisi klinisnya untuk menentukan langkah selanjutnya dalam proses pemulihan.
Dalam ketidakhadirannya, Jorge Martin digantikan oleh Lorenzo Savadori untuk ronde 1 di GP Thailand. Meskipun Martin tidak dapat menunjukkan kemampuannya di sirkuit Thailand pada kesempatan ini, rasa optimisme tetap ada. Kekuatan mental dan kemampuan adaptasinya yang luar biasa diyakini akan membantunya kembali ke lintasan dengan penuh semangat begitu ia pulih sepenuhnya.
Sebagai juara dunia MotoGP, Martin tidak hanya dikenal karena kemampuannya yang mengesankan di lintasan, tetapi juga karena ketangguhan mentalnya. Setiap ujian yang ia hadapi—baik itu cedera, tantangan fisik, atau tekanan kompetisi—hanya semakin menguatkan tekadnya untuk kembali lebih baik. Dunia MotoGP menantikan kembalinya sang juara, dan meskipun kini ia harus beristirahat sejenak, tak ada yang meragukan bahwa Martin akan kembali memperebutkan gelar-gelar tertinggi di masa depan.
Dalam setiap langkahnya, Jorge Martin mengingatkan kita bahwa setiap rintangan bisa dihadapi dengan keyakinan dan kerja keras. Jalan menuju pemulihan baru saja dimulai, dan ketika Martin kembali ke lintasan, dunia MotoGP akan menyambutnya dengan penuh antusiasme, siap menyaksikan kisah perjalanannya yang tak lekang oleh waktu.
Senin, 3 Maret 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Dengan gelar juara dunia MotoGP yang telah diraih lebih dari sekali, para Marquez menunjukkan bahwa dominasi mereka tidak akan segera berakhir. Dalam MotoGP Argentina 2025, duo Marc dan Alex Marquez kembali menjadi pusat perhatian, memimpin pertempuran yang menggetarkan.
Kemenangan Marc di Argentina menegaskan bahwa dirinya masih menjadi salah satu pembalap yang tak terkalahkan di ajang balap motor paling bergengsi ini, sementara Alex, yang memulai musim dengan impresif, juga menunjukkan kemajuan yang pesat.
Marc Marquez: Meneruskan Dominasi dengan Kemenangan di Argentina.
Dilansir dari motogp.com, Marc Marquez (Repsol Honda Team) melanjutkan kiprah gemilangnya dengan kemenangan luar biasa di Argentina, memperlihatkan betapa sulitnya mengalahkan sang juara dunia di sirkuit ini.
Dengan gaya balap agresif dan penguasaan sirkuit yang sempurna, Marquez tidak memberikan peluang bagi lawan-lawannya untuk mengimbangi. Ini adalah kemenangan yang menambah catatan impresifnya di sepanjang karir MotoGP.
Marc, yang kini memimpin klasemen setelah dua Grand Prix, mengungkapkan rasa puasnya usai balapan: “Saya sangat senang dengan hasil ini. Setiap kemenangan adalah hasil dari kerja keras tim dan persiapan yang matang. Argentina adalah tempat yang selalu spesial bagi saya, dan saya merasa sangat termotivasi setelah awal musim yang solid ini.”
Dengan kemenangan ini, Marquez semakin memperkokoh posisinya sebagai salah satu kandidat utama untuk gelar juara dunia musim ini. Terlebih, sirkuit Circuit of the Americas (COTA), yang akan menjadi tuan rumah putaran berikutnya, selalu menjadi tempat yang istimewa bagi Marc. Rekor kemenangan berturut-turutnya di COTA dari tahun 2013 hingga 2018 semakin memperlihatkan betapa kuatnya ia di trek tersebut.
Alex Marquez: Langkah Positif di Musim 2025
Sementara itu, Alex Marquez, adik dari Marc, juga memulai musim 2025 dengan penuh semangat. Pembalap dari BK8 Gresini Racing MotoGP ini menikmati awal musim terbaiknya.
Di Argentina, Alex memimpin lebih banyak putaran dibandingkan Marc pada balapan hari Minggu, meskipun akhirnya finis di posisi lebih rendah. Meski belum meraih kemenangan, Alex jelas menunjukkan potensi besar dan kesiapannya untuk bersaing dengan para pembalap papan atas.
“Argentina memberi saya banyak pembelajaran, dan saya merasa lebih siap untuk menghadapi putaran berikutnya. Kemenangan di Thailand memberikan kepercayaan diri yang sangat besar dan saya yakin kita bisa terus melangkah maju.” kata Alex usai balapan.
Meskipun baru berada di posisi yang lebih rendah dibandingkan Marc, Alex menunjukkan bahwa ia siap untuk bersaing di tingkat yang lebih tinggi, dan ini bisa menjadi tahun besar bagi pembalap berusia 27 tahun tersebut.
Bagnaia, Vinales, dan Tantangan yang Terus Berlanjut
Tentu saja, Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo Team dan Maverick Vinales dari Red Bull KTM Tech 3 juga menjadi ancaman serius bagi Marquez. Bagnaia, yang telah meraih pole dan kemenangan Sprint di Argentina 2023, memulai musim ini dengan hasil positif yang konsisten.
Namun, mengalahkan Marquez di tempat-tempat seperti COTA tetap menjadi tantangan besar, meskipun bagi Bagnaia, waktu untuk meraih kemenangan pasti akan datang.
Vinales, yang menang di COTA tahun lalu bersama Aprilia, kini bergabung dengan KTM, menyadari tantangan baru di depan matanya. Perubahan pabrikan ini tentu akan mempengaruhi cara kerjanya, dan ia siap untuk meraih hasil yang lebih baik di musim 2025.
Johann Zarco: Kuda Hitam yang Terus Mencuri Perhatian
Sementara itu, Johann Zarco (CASTROL Honda LCR) menjadi pembalap yang layak diperhitungkan. Setelah menunjukkan performa cemerlang di Argentina, Zarco kini mempersiapkan diri untuk COTA, tempat di mana ia pernah meraih kesuksesan. Pembalap berusia 34 tahun itu terus tampil solid, dan COTA bisa menjadi kesempatan emas baginya untuk menunjukkan kualitasnya lebih lanjut.
Selain itu, pembalap-pembalap lain seperti Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing), Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP), dan Joan Mir (Honda HRC Castrol) tidak bisa diabaikan. Mereka semua memiliki potensi untuk bersaing di posisi teratas, menjadikan persaingan di MotoGP semakin ketat.
Rookie Watch: Tantangan Baru di Austin
Tantangan di COTA juga menjadi titik fokus bagi para rookie, termasuk Ai Ogura dan Somkiat Chantra. Meskipun Ogura gagal meraih hasil terbaik di Argentina, ia tetap menunjukkan ketangguhan dengan konsistensi finis di sepuluh besar.
Sementara itu, Fermin Aldeguer dan Somkiat Chantra memiliki kesempatan besar untuk belajar dan beradaptasi lebih cepat di sirkuit yang menuntut.
Marquez Dominasi, Namun Persaingan Makin Ketat
MotoGP Argentina 2025 menegaskan bahwa Marc Marquez masih menjadi penguasa di sirkuit ini. Dengan kemenangan yang didapatnya, ia mengukir langkah penting dalam perburuan gelar juara dunia. Sementara itu, adiknya Alex Marquez juga menunjukkan perkembangan yang signifikan, membuktikan bahwa duo Marquez bisa menjadi ancaman besar musim ini.
Dengan persaingan yang semakin ketat, termasuk dari pembalap-pembalap seperti Francesco Bagnaia, Maverick Vinales, dan Johann Zarco, musim ini semakin menjanjikan pertarungan seru hingga akhir.
Kini, semua mata tertuju pada Circuit of the Americas yang akan menjadi tempat uji sejati bagi para pembalap. Akankah Marquez bersaudara terus mendominasi, ataukah pembalap baru akan muncul dan merebut panggung utama? Hanya waktu yang akan menjawab.
Senin, 24 Maret 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Grand Prix Amerika di Austin pada 2025 menyuguhkan drama yang tak akan terlupakan dalam sejarah MotoGP. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat dan kegagalan Marc Marquez mempertahankan keunggulannya menciptakan momen penuh ketegangan, di mana Francesco Bagnaia, pembalap Ducati Lenovo Team, akhirnya keluar sebagai pemenang dengan perjalanan yang mengesankan.
Hujan Menghantui Persiapan Balapan
Dilansir dari motogp.com, sebelum balapan dimulai, hujan yang mengguyur Circuit of The Americans (COTA) menciptakan kekacauan yang luar biasa. Pembalap seperti Fabio Quartararo mengalami kecelakaan saat lap pemanasan, tetapi dengan semangat juang yang tinggi, ia kembali ke grid. Tak lama kemudian, drama semakin memuncak ketika Marc Marquez memulai aksi nekat dengan melesat keluar grid sebelum waktunya. Keputusan ini memaksa pembalap lainnya, termasuk Bagnaia, untuk mengikuti jejaknya, sementara sejumlah pembalap memilih bertaruh pada ban licin.
Situasi yang membingungkan ini membuat direktur Balapan, Mike Webb, akhirnya mengeluarkan keputusan untuk menunda balapan dengan mengibarkan bendera merah, dan menyarankan prosedur start yang cepat guna menghindari resiko yang lebih besar.
Start yang Menjanjikan dan Drama Kecelakaan Marquez
Saat balapan akhirnya dimulai, Marc Marquez tampil gemilang dengan memimpin sejak awal, meninggalkan Alex Marquez, Bagnaia dan Fabio Di Giannantonio. Namun, meskipun keunggulannya terus berkembang, Bagnaia tak gentar dan berusaha keras menempel ketat pembalap asal Spanyol tersebut. Setelah beberapa usaha gagal, Pecco akhirnya berhasil menyalip Alex Marquez di tikungan 12 dan memposisikan dirinya di P2, siap untuk mengejar Marquez yang memimpin.
Namun, nasib berkata lain bagi Marc Marquez. Pada putaran ke-4, tepatnya di tikungan 4, pembalap berusia 30 tahun itu mengalami kecelakaan hebat. Bagian depan motor yang diserpih oleh trotoar membuatnya tergelincir ke jalan basah, dan meski berusaha kembali ke lintasan, Marquez tak dapat melanjutkan balapan. Dengan cedera yang cukup parah, ia harus menyerah dan menyaksikan keunggulan yang sempat dimilikinya lenyap begitu saja.
Kemenangan Bagnaia dan Perubahan Puncak Klasemen
Bagnaia, yang kini memimpin, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan percaya diri, ia memperlebar jarak dengan Alex Marquez yang berada di posisi kedua. Pada putaran ke-13, Marquez yang menjadi saingan utama di kejuaraan, kehilangan peluang untuk meraih kemenangan, dan pada akhirnya Bagnaia mengantongi 25 poin penuh untuk meraih kemenangan ke-30 dalam karir MotoGP-nya. Kemenangan ini mengukir namanya sebagai pembalap ke-10 dalam sejarah yang berhasil mencapai angka tersebut.
Meskipun Alex Marquez berusaha mengejar dengan sisa waktu yang semakin berkurang, perjuangannya tak cukup untuk menggeser Bagnaia dari posisi pertama. Dengan catatan waktu yang stabil dan pengendalian yang sempurna, Bagnaia akhirnya menyeberang garis finis dengan selisih 1,6 detik dari Marquez, mengukuhkan dirinya sebagai pemenang yang layak. Di Giannantonio, yang tampil sangat baik sepanjang balapan, akhirnya harus puas dengan P3, namun tetap merayakan podium yang luar biasa.
Implikasi Kemenangan bagi Kejuaraan Dunia
Dengan kemenangan ini, Bagnaia tidak hanya meraih kemenangan berharga di GP Amerika, tetapi juga mengukuhkan posisinya dalam perebutan gelar dunia. Sementara itu, dengan posisi Alex Marquez yang kini berada di puncak klasemen setelah hasil P2, pertarungan untuk gelar dunia semakin terbuka lebar.
Kemenangan Bagnaia memberi angin segar bagi Ducati, yang bisa bangga dengan dominasi tim mereka di balapan ini. Bagi Pecco, kemenangan ini semakin meningkatkan rasa percaya dirinya menjelang seri-seri berikutnya. Kini, dengan status sebagai pembalap 30 kemenangan, Bagnaia membawa kepercayaan diri yang besar menuju balapan berikutnya di Qatar.
MotoGP Amerika 2025 menyajikan banyak drama, kecelakaan, dan perubahan mendalam dalam perebutan gelar. Kemenangan Francesco Bagnaia adalah hasil dari ketekunan dan kesabaran, serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang ketika rekor tak terkalahkan Marc Marquez runtuh. Dengan Alex Marquez kini memimpin kejuaraan, persaingan semakin ketat dan menarik, menjanjikan lebih banyak drama di seri-seri berikutnya. Bagnaia, dengan kemenangan gemilang ini, kini semakin siap untuk menghadapi tantangan-tantangan baru yang akan datang.
Senin, 31 Maret 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Kabar baik datang dari Jorge Martin, sang Juara Dunia MotoGP, yang baru-baru ini menjalani pemeriksaan cedera di Barcelona. Setelah tampil di GP Amerika, Martin, yang merupakan pembalap andalan Aprilia Racing, mengunjungi Qatar di Clinica Dexeus de Barcelona untuk memastikan kondisi pergelangan tangannya, yang sempat mengalami cedera.
Dilansir dari motogp.com, menurut pernyataan resmi dari Aprilia Racing, pemeriksaan yang dilakukan termasuk sinar-X dan hasilnya menunjukkan kemajuan yang positif. “Hasil evaluasi sinar-X menunjukkan kalus tulang yang jelas di area fraktur skafoid. Sekrup sintesis diposisikan dengan baik dan dapat ditoleransi, yang mengkonfirmasi hasil operasi yang diharapkan dan benar,” demikian informasi yang disampaikan oleh tim.
Kalus tulang yang terbentuk di sekitar fraktur merupakan tanda baik dalam proses penyembuhan. Hal ini menunjukkan bahwa pergelangan tangan Martin sedang dalam tahap pemulihan yang baik, dan seiring waktu, kalus tersebut akan berubah menjadi tulang baru yang lebih kuat.
Meskipun kondisi Martin terus membaik, masih ada ketidakpastian mengenai kehadirannya di GP Qatar mendatang. Martin mengkonfirmasi bahwa ia kemungkinan besar akan hadir, namun partisipasinya belum sepenuhnya dipastikan. Pemulihan yang baik memberi harapan bahwa ia bisa segera kembali ke lintasan, meski dia masih akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut minggu depan untuk memastikan apakah ia sudah cukup fit untuk berlaga.
Dengan hasil pemeriksaan yang positif ini, Martin dan tim Aprilia Racing semakin optimis mengenai kembalinya sang juara dunia ke MotoGP. Semua mata kini tertuju pada GP Qatar, di mana kami berharap untuk melihat Martin kembali beraksi dan melanjutkan perjuangan mempertahankan gelarnya di musim ini.
Kamis, 3 April 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Sirkuit Internasional Lusail di Qatar telah lama menjadi saksi dari beberapa momen paling epik dalam sejarah MotoGP™. Dengan lanskap padang pasir yang membentang di sekelilingnya, sirkuit ini tidak hanya menawarkan tantangan teknis bagi para pembalap, tetapi juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi penggemar di seluruh dunia.
Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2004, Lusail telah menjadi tempat di mana kisah-kisah besar ditulis, kemenangan-kemenangan legendaris diraih, dan pertarungan sengit terjadi.
Dilansir dari motogp.com, memasuki tahun 2025, Lusail kembali menjadi sorotan dengan gelaran MotoGP™ yang memikat hati banyak orang. Warisan yang telah ditinggalkan oleh sirkuit ini mengundang rasa penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Namun, untuk mengenang perjalanan luar biasa yang telah dilalui, mari kita telusuri beberapa momen terbaik yang pernah tercipta di Lusail.
2005: Rossi vs Melandri - Drama Putaran Terakhir
Pada tahun 2005, hanya setahun setelah MotoGP™ pertama kali hadir di Lusail, sirkuit ini menyuguhkan pertarungan luar biasa antara Valentino Rossi dan Marco Melandri. Di musim yang didominasi oleh Rossi, Melandri muncul sebagai pesaing kuat untuk posisi kedua.
Dalam balapan yang penuh ketegangan ini, Melandri berusaha keras mengejar Rossi dan bahkan berhasil memimpin di lap terakhir. Namun, ia sedikit melebar di Tikungan 12, memberi kesempatan bagi Rossi untuk merebut kembali posisi teratas dan meraih kemenangan. Meski Melandri gagal mencetak kemenangan pertamanya, momen ini tetap dikenang sebagai salah satu yang paling menegangkan dalam sejarah Lusail.
2013: Debut Marquez dan Kembalinya Rossi
Putaran pertama musim 2013 menyaksikan debut fenomenal Marc Marquez di MotoGP™. Meskipun ia tampil impresif, Marquez belum mampu menandingi pemenang Grand Prix saat itu, Jorge Lorenzo.
Namun, yang lebih menarik adalah persaingan sengit antara Valentino Rossi dan Marquez. Rossi, yang baru kembali ke Yamaha, berjuang keras untuk merebut kembali kejayaannya, meski sempat mengalami kesalahan di tikungan 1.
Setelah jatuh peringkat, The Doctor kembali bangkit dan bertarung dengan Marquez untuk posisi kedua, meskipun Rossi akhirnya keluar sebagai pemenang dalam duel ini, 12 bulan kemudian hasilnya akan berbeda.
2014: Marquez vs Rossi — Pertarungan Sengit untuk Kemenangan
Pada tahun 2014, persaingan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi mencapai titik puncaknya. Dalam balapan pembuka musim yang dramatis, Marquez yang saat itu adalah Juara bertahan, berhadapan langsung dengan Rossi dalam perebutan kemenangan.
Kedua pembalap silih berganti memimpin, bertukar posisi di lap terakhir dalam upaya untuk merebut kemenangan. Meski Rossi mencoba untuk melakukan gerakan berani di Tikungan 10, Marquez berhasil bertahan dan meraih kemenangan pertama dari rangkaian 10 kemenangan beruntun yang luar biasa, sebuah pencapaian yang belum pernah tercatat dalam sejarah MotoGP™.
2018: Marquez vs Dovizioso — Duel Intens di Lap Terakhir
Lusail kembali menyuguhkan pertarungang klasik pada tahun 2018 antara Marc Marquez dan Andrea Dovizioso. Dalam balapan yang mendebarkan, Dovizioso memimpin di dua lap terakhir, namun Marquez yang penuh tekad dan lapar akan kemenangan, mengejar tanpa henti.
Di lap terakhir, persaingan semakin sengit, dengan Marquez mencoba berbagai manuver untuk mendahului Dovizioso. Namun, di tikungan terakhir, Marquez melebar, dan Dovizioso dengan tenang meraih kemenangan yang menegaskan bahwa dia bukan hanya sekedar pesaing, tetapi penantang serius untuk gelar juara.
2019: Marquez vs Dovizioso — Dua Kali Lebih Sengit
Tahun berikutnya, pertarungan Marquez dan Dovizioso kembali menghiasi Lusail dalam balapan yang penuh ketegangan. Kali ini, Marquez tahu bahwa ia harus lebih cepat jika ingin mengalahkan Dovizioso, yang kembali memimpin balapan.
Dalam duel yang tak kenal ampun, Marquez mencoba menyerang di Tikungan 10 dan kemudian di Tikungan 12, tetapi setiap usaha dihentikan oleh Dovizioso yang menutup pintu dengan brilian.
Di tikungan terakhir, Marquez kembali mencoba menyalip, tetapi melebar sekali lagi, memberi Dovizioso kesempatan untuk meraih kemenangan kedua berturut-turut di Qatar.
Momen Ikonik yang Tak Terlupakan
Lusail International Circuit terus menghadirkan momen-momen ikonik yang mengukir sejarah dalam setiap putaran. Setiap tahun, sirkuit ini menawarkan pertarungan-pertarungan tak terlupakan, memperlihatkan kebesaran para pembalap yang berjuang untuk mencapai puncak. Dari pertarungan legendaris antara Rossi, Melandri, Marquez, hingga Dovizioso, Lusail telah menjadi tempat yang memfasilitasi kisah-kisah besar yang menginspirasi banyak orang.
Tentu saja, warisan ini tidak akan berhenti di sini. Dengan berbagai pembalap muda berbakat seperti Alex Marquez, Enea Bastianini, dan Fabio Di Giannantonio yang siap untuk menunjukkan kemampuan mereka, serta pertanyaan besar apakah Marc Marquez dapat bangkit kembali atau Pecco Bagnaia akan melanjutkan kesuksesannya, kita bisa yakin bahwa Lusail akan terus menjadi saksi dari pertarungan-pertarungan luar biasa di masa depan.
Lusail International Circuit bukan hanya sekedar tempat balapan; ia adalah simbol sejarah, perjuangan, dan semangat yang terus hidup dalam setiap putaran yang melaju kencang menuju garis finis. Seiring dengan berjalannya waktu, sirkuit ini akan terus mencatatkan kisah-kisah baru, menginspirasi generasi pembalap dan penggemar yang tak akan pernah lekang oleh waktu.
Kamis, 10 April 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Marc Marquez kembali menunjukkan kehebatannya di Sirkuit Lusail, Qatar, dalam balapan yang penuh ketegangan hingga tikungan terakhir. Pembalap Ducati Lenovo Team ini berhasil merebut kemenangan di Tissot Sprint pada Qatar Airways Grand Prix Qatar 2025, mengalahkan rekan senegaranya, Alex Marquez, dan mengambil alih posisi teratas Kejuaraan Dunia MotoGP menjelang Grand Prix Minggu.
Awal yang Menegangkan: Marquez vs Marquez
Dilansir dari motogp.com, balapan dimulai dengan tiga pembalap teratas yang tampil sangat baik. Marc Marquez yang start dari posisi pole berhasil memimpin di lap pertama, diikuti oleh Alex Marquez dan Fabio Quartararo dari Yamaha.
Pada lap pertama, persaingan langsung terjadi antara Franco Morbidelli dan Fermin Aldeguer yang bertarung sengit di posisi keempat, sementara pembalap pemula Aldeguer sempat kewalahan ketika Maverick Viñales dan Johann Zarco mencoba menyalip nya.
Sementara itu, Francesco Bagnaia, yang memulai balapan dari posisi ke-11, mencoba memperbaiki posisinya. Meskipun melaju dari P11 ke P8 pada lap pertama, Bagnaia masih kesulitan untuk mencapai posisi lebih tinggi dan harus berjuang lebih keras untuk meraih poin.
Dominasi Marquez: Keunggulan yang Melebar
Di depan, Marc Marquez terus memimpin, dengan gap waktu sekitar 0,3 detik dari Alex Marquez. Morbidelli bertahan di posisi ketiga, sementara Quartararo berada tepat di belakangnya.
Pembalap asal Spanyol ini terus menunjukkan kecepatan luar biasa, memperlebar jarak keunggulannya hingga 0,5 detik di lap-lap berikutnya. Namun, Alex Marquez tak menyerah begitu saja. Dia berhasil mencatatkan lap terbaiknya pada lap berikutnya, menjaga jarak setengah detik dengan Marc.
Sementara itu, pembalap lainnya seperti Aldeguer, Viñales, dan Bagnaia berjuang keras untuk memperbaiki posisi mereka. Bagnaia akhirnya berhasil menyalip beberapa pembalap dan masuk ke posisi ke-9, yang memberi harapan untuk meraih poin di akhir balapan.
Perebutan Podium yang Sengit
Saat balapan memasuki tiga lap terakhir, Marc Marquez sudah unggul 1,2 detik dan tampaknya akan mempertahankan keunggulannya hingga garis finis. Sementara itu, perebutan podium semakin sengit, dengan Morbidelli terus mempertahankan posisi ketiga meskipun diancam oleh Quartararo dan Aldeguer. Di lap terakhir, Quartararo sedikit kehilangan posisinya setelah melakukan kesalahan di tikungan terakhir, memberi peluang bagi Aldeguer untuk merebut P4.
Namun, meskipun perebutan podium semakin panas, Marc Marquez berhasil mempertahankan posisinya hingga garis finis dan mencatatkan kemenangan luar biasa. Alex Marquez tetap berada di posisi kedua, sementara Franco Morbidelli hampir mempertahankan medali perunggunya setelah bertahan dari ancaman para pesaingnya.
Kecepatan Mengesankan dari Aldeguer dan Quartararo
Di luar podium utama, Aldeguer menunjukkan performa luar biasa dengan meraih P4, sebuah pencapaian yang sangat mengesankan untuk seorang pembalap pemula. Quartararo, meskipun berjuang keras, harus puas di P5, diikuti oleh Giannantonio dan Ogura.
Bagnaia, meskipun berusaha keras, hanya mampu finis di posisi ke-8, sementara Viñales harus menelan kekecewaan karena strategi ban lunaknya gagal, menurunkannya ke posisi ke-10.
Selain itu, ada kabar gembira bagi para penggemar Juara Dunia MotoGP 2023, Jorge Martin, yang kembali berlaga setelah absen karena cedera. Martin berhasil finis di posisi ke-16, yang meskipun bukan hasil yang memuaskan, tetap penting untuk kembali beradaptasi di tengah persaingan ketat.
Marc Marquez Kembali Mendominasi
Sabtu malam di Qatar jelas milik Marc Marquez. Kemenangan ini tidak hanya mengukuhkan posisi teratasnya di Kejuaraan Dunia MotoGP, tetapi juga menunjukkan keunggulan konsistennya.
Meski persaingan semakin ketat, terutama dari Alex Marquez dan Franco Morbidelli, Marquez membuktikan bahwa dia masih menjadi salah satu pembalap yang sangat sulit dikalahkan. Sekarang, semua mata tertuju pada Grand Prix Minggu untuk melihat apakah ada yang mampu menantang dominasi Marc Marquez yang semakin solid.
Senin, 14 April 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Suasana di Circuito de Jerez — Angel Nieto berubah total sehari setelah balapan. Tanpa gemuruh penonton dan hiruk-pikuk paddock, sirkuit legendaris ini menjadi panggung sempurna untuk satu hal: pengujian, inovasi, dan langkah besar menuju masa depan.
Dilansir dari motogp.com, di hari yang tenang namun sarat makna ini, Marc Marquez kembali menunjukkan kualitasnya. Pembalap Ducati Lenovo Team itu menjadi yang tercepat dalam tes pasca-balapan, mengunci waktu terbaik 1 menit 35 detik. Fokus Marquez sederhana, namun krusial: mengembalikan rasa pada bagian depan motor — sebuah agenda penting yang sempat tertunda akibat insiden di Grand Prix sehari sebelumnya.
Sementara Marquez sibuk masuk-keluar garasi, rekan setimnya, Francesco Bagnaia, justru menghabiskan lebih banyak waktu di paddock ketimbang di trek, mencari solusi untuk menyeimbangkan Ducati Desmosedici yang bandel. Hasilnya? Bagnaia harus pas berada di belakang dengan catatan waktu 1’37,4 detik, jauh dari rekan setimnya yang bersinar.
Di barisan tim independen, Ducati juga bekerja keras. Fabio Di Giannantonio membawa misi penting menguji komponen baru, sementara Alex Marquez dan Fermin Aldeguer dari BK8 Gresini Racing berusaha mencari lebih banyak grip di bagian belakang — masalah klasik yang masih menghantui banyak pembalap Ducati.
Sementara itu, di kubu Yamaha, semangat baru mulai berhembus. Fabio Quartararo dan Alex Rins sama-sama mengapresiasi peningkatan pada mesin mereka. Rins bahkan memuji tambahan kecepatan puncak 3 km/ jam yang terasa sangat vital di trek-trek cepat. Quartararo pun mencoba jok baru demi ergonomi yang lebih baik, memperlihatkan bahwa Yamaha tak hanya mempercepat motor mereka, tapi juga meningkatkan kenyamanan sang pembalap. Mereka menutup sesi di posisi tiga dan empat, sinyal kuat bahwa kebangkitan Yamaha tak lagi sebatas wacana.
KTM mengambil pendekatan jangka panjang. Fokus utama mereka bukan sekedar memperbaiki performa RC16 untuk Grand Prix berikutnya, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan. Pedro Acosta sempat mengalami kecelakaan ringan, namun kembali dengan semangat tinggi. Brad Binder pun tampil konsisten, meski belum ada peningkatan signifikan di sesi siang.
Di Aprilia, Marco Bezzecchi menjadi salah satu bintang hari itu. Dengan 99 lap dan fokus pada stabilitas pengereman serta pengembangan aerodinamis baru, Bezzecchi memperlihatkan betapa Aprilia serius memperbaiki paket mereka. Raul Fernandez dan Ai Ogura juga menunjukkan progres menggembirakan, mengisi posisi sepuluh besar dan membawa optimisme ke dalam garasi Aprilia.
Sementara Honda, meski tak menawarkan gebrakan besar, tetap berusaha bergerak ke arah yang benar. Uji coba lengan ayun baru menjadi sorotan, dengan Johann Zarco tampil mengesankan, menembus posisi delapan besar. Meski Joan Mir dan Luca Marini masih mencari ritme, data penting berhasil dikumpulkan untuk pengembangan lebih lanjut.
Tes di Jerez ini menegaskan satu hal: dalam MotoGP™, kemajuan tidak pernah datang dengan sendirinya. Butuh kerja keras, eksperimen, dan ketekunan yang tiada henti. Dan di tengah semua itu, Marc Marquez kembali menunjukkan, siapapun boleh bermimpi — tapi kecepatan sejati tetap bicara.
Jumat, 2 Mei 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Jelang seri MotoGP Prancis, Komisi Grand Prix mengumumkan perubahan aturan penting yang patut dicermati para penggemar balap. Langkah ini bertujuan untuk menyederhanakan prosedur, memberikan kesempatan bagi pembalap yang cedera untuk kembali lebih kompetitif, serta mengatur pengembangan motor untuk masa depan.
Start Lebih Simpel, Resiko Lebih Besar
Dilansir dari motogp.com, salah satu perubahan paling signifikan adalah penyederhanaan prosedur start untuk seluruh kelas Grand Prix (MotoGP, Moto2, dan Moto3). Aturan lama yang membedakan antara pembalap yang meninggalkan grid karena masalah teknis atau karena pergantian ban terkait cuaca kini dihapuskan.
Mulai saat ini, siapapun pembalap yang meninggalkan atau tidak bergabung dengan grid, dengan alasan apapun, akan dikenakan penalti yang sama. Mereka wajib memulai warm-up lap dari pit lane, mengambil posisi grid semula, dan menjalani hukuman double long lap standar. Aturan ini juga berlaku bagi pembalap yang melewatkan warm-up lap, di mana mereka harus memulai balapan dari pit lane.
Pergantian motor tetap diperbolehkan di kelas MotoGP dalam situasi ini, mengingat pembalap memiliki dua motor. Hukuman penundaan waktu bagi pembalap yang memulai dari pit lane juga tidak berubah. Selain itu, batas maksimal 10 pembalap yang boleh memulai dari pit lane tetap berlaku, dan aturan ini tidak berlaku untuk warm-up lap.
Alasan di balik perubahan ini cukup jelas. Sulit untuk membedakan secara pasti apakah pembalap meninggalkan grid karena masalah teknis murni atau karena perubahan setelan motor/ ban. Oleh karena itu, penalti yang seragam dianggap lebih adil dan mudah dipahami oleh semua pihak, termasuk para penggemar. Aturan baru ini tetap mempertahankan keuntungan bagi pembalap yang telah membuat pilihan ban yang tepat sejak awal.
Angin Segar untuk Pembalap Cedera di MotoGP
Kabar baik datang bagi para pembalap MotoGP yang harus menepi karena cedera. Aturan baru memberikan mereka kesempatan untuk melakukan pengujian khusus dengan mesin MotoGP untuk membantu pemulihan fisik dan persiapan kembali ke lintasan. Fasilitas ini tidak wajib dan hanya berlaku untuk kelas premier.
Untuk memenuhi syarat, pembalap harus absen dalam tiga atau lebih seri balapan berturut-turut atau tidak dapat berpartisipasi dalam ajang apapun selama minimal 45 hari berturut-turut dalam satu musim. Ajang yang dimaksud mencakup Grand Prix dan tes resmi mandiri yang berlangsung lebih dari satu hari. Tes pasca-GP pada hari Senin dan tes satu hari pasca-musim dihitung sebagai bagian dari Grand Prix berikutnya.
Uji coba satu hari ini harus dilakukan di sirkuit yang diizinkan untuk pengujian pabrikan sesuai aturan konsesi atau pilihan sirkuit uji coba (jika berlaku), atau di sirkuit mana pun yang tidak akan menjadi tuan rumah Grand Prix MotoGP berikutnya di musim yang sama. Namun, uji coba ini tidak boleh dilakukan dalam kurun waktu 8 minggu sebelum Grand Prix MotoGP berlangsung di sirkuit yang sama.
Ban yang digunakan selama pengujian ini akan dihitung dalam alokasi ban tim uji pabrikan, dengan batas maksimal 3 set ban yang diperbolehkan. Aturan ini diharapkan dapat membantu pembalap yang cedera untuk kembali ke performa terbaiknya tanpa harus terburu-buru dan mengambil resiko lebih besar.
Pengembangan Motor MotoGP 2027 Ditunda
Dalam perkembangan lain, para pabrikan MotoGP telah mencapai kesepakatan untuk tidak menguji mesin dengan spesifikasi teknis 2027 selama musim 2025. Ini berarti pengujian motor dengan regulasi baru hanya akan diizinkan mulai 17 November 2025, setelah musim ini berakhir. Keputusan ini memberikan kepastian bagi tim dan pabrikan dalam merencanakan pengembangan motor untuk era baru MotoGP.
Pembatasan Wildcard di Moto2 dan Moto3
Terakhir, komisi Grand Prix juga memberlakukan batasan baru pada jumlah wildcard yang diperbolehkan di kelas Moto2 dan Moto3 per musim. Tujuannya adalah untuk mendorong pembalap yang ingin berkompetisi dalam beberapa ajang untuk mencari entri permanen, daripada hanya memaksimalkan penampilan wildcard.
Batas baru yang ditetapkan adalah maksimal 3 wildcard per pembalap per musim. Selain itu, setiap tim juga dibatasi maksimal tiga alokasi wildcard per musim. Aturan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih adil bagi pembalap reguler dan menjaga integritas persaingan di kelas Moto2 dan Moto3.
Secara keseluruhan, pembaruan aturan ini menunjukkan komitmen MotoGp untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kualitas kompetisi. Penyederhanaan prosedur start, dukungan bagi pembalap cedera, pengaturan pengembangan motor masa depan, dan pembatasan wildcard diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi jalannya kejuaraan dan pengalaman menonton para penggemar. Kita nantikan implementasi aturan-aturan baru ini di seri-seri MotoGP medatang.
Kamis, 8 Mei 2025
Jakarta, Hangoutproject.id - Empat pemenang berbeda dalam empat balapan terakhir. Sepuluh pemenang berbeda dalam sepuluh tahun terakhir di Silverstone. Tak heran jika Grand Prix Inggris di Silverstone akhir pekan ini disebut-sebut sebagai panggung kejutan berikutnya dalam musim MotoGP 2025 yang penuh drama.
Sirkuit legendaris ini siap kembali menguji keberanian para pembalap dan kekuatan mesin-mesin terbaik dunia dalam Putaran ke-7 musim ini, Minggu pukul 13:00 waktu setempat (UTC+1).
Marc Marquez di Puncak, Tapi Belum Aman
Marc Marquez (Ducati Lenovo Team) masih memimpin klasemen sementara, berkat kemenangan di semua balapan Sprint musim ini. Tapi dominasi itu belum terasa utuh saat balapan utama. Masalah cuaca, kesalahan sendiri, dan kerasnya persaingan membuat poinnya tak sejauh yang dibayangkan. Kemenangan terakhirnya di Silverstone? Masih dari tahun 2014.
Saudaranya, Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP) sempat jadi penantang serius, tapi dua kecelakaan di Prancis membuatnya tertinggal 22 poin. Duel kakak beradik ini akan kembali jadi sorotan di Inggris.
Zarco, Quartararo & Generasi Baru Siap Tampil Beda
Johann Zarco (Castrol Honda LCR) membuat sejarah di GP Prancis dengan menjadi pemenang tuan rumah pertama dalam 71 tahun. Kini, ia datang ke Silverstone penuh percaya diri, berharap momentum itu berlanjut.
Sementara itu, Fabio Quartararo (Monster Yamaha) mulai menemukan bentuk terbaik. Ia nyaris podium di rumah sendiri, dan sebagai juara di Silverstone 2021, potensi kejutan dari Yamaha tetap terbuka.
Lalu ada Pedro Acosta (Red Bull KTM) dan Fermin Aldeguer (Gresini Racing), dua rising star MotoGP yang terus unjuk gigi. Di LeMans, keduanya hampir berbagi podium, dengan Aldeguer sukses naik podium MotoGP pertamanya. Duel mereka bisa jadi tontonan utama di Inggris.
Jangan Lupakan Para Mantan Juara Silverstone
Nama-nama seperti Maverick Viñales, Enea Bastianini, dan Alex Rins punya sejarah manis di Silverstone. Viñales kini membela Red Bull KTM Tech3 dan tampil solid sepanjang 2025. Bastianini, yang menang di Silverstone tahun lalu, sedang berburu konsistensi, sementara Rins ingin kembali ke performa terbaik setelah sempat menyalip Marc di tikungan terakhir pada 2019.
Brad Binder (KTM) juga tak boleh dilupakan. Ia jadi pembalap non-Ducati terbaik di GP Inggris sebelumnya dan siap bangkit setelah DNF di Prancis.
Aprilia, VTR46, dan Wildcard Menarik dari HRC
Aprilia datang ke Inggris dengan penuh harapan. Meski Jorge Martin absen karena cedera, masih ada Marco Bezzecchi yang tampil tajam di sesi kualifikasi tahun lalu. Raul Fernandez dan Ai Ogura juga tampil stabil dan siap merebut tempat di sepuluh besar.
Tim VR46 membawa dua pembalap dengan misi berbeda: Franco Morbidelli yang ingin kembali ke papan atas, dan Fabio Di Giannantonio yang masih unggul tipis di klasemen tim. Di sisi lain, Jack Miller dan Miguel Oliveira dari Pramac Yamaha juga mencari pelampiasan usai hasil kurang maksimal di Le Mans.
Yang menarik, Honda akan menurunkan Aleix Espargaro sebagai wildcard. Mantan pemenang Silverstone ini siap memberikan kejutan bersama HRC, seperti yang dilakukan Takaaki Nakagami dengan finis ke-6 di Le Mans.
Silverstone: Sirkuit Ketidakpastian dan Keberanian
Silverstone selalu menyimpan cerita tak terduga. Kecepatan, adu strategi, dan faktor cuaca menjadikan GP Inggris sebagai salah satu balapan paling sulit ditebak di musim MotoGP.
Akankah kita melihat pemenang kelima yang berbeda musim ini? Atau Marc Marquez akhirnya menegaskan dominasinya di hari Minggu?
Satu hal pasti: drama, emosi, dan kecepatan maksimal akan kembali menyala di Silverstone.
Jangan lewatkan aksinya!
Selasa, 20 Mei 2025
Jakarta, Hangoutproject - Di lintasan, Fabio Quartararo dikenal karena keberaniannya menggeber motor di tikungan dan kecepatannya di trek lurus. Tapi rahasia di balik impresifnya bukan hanya di gas dan rem. Juara Dunia MotoGP 2021 asal Prancis ini diam-diam telah merevolusi cara seorang pembalap mempersiapkan diri menghadapi kerasnya dunia balap motor paling elite: lewat pendekatan latihan yang cerdas, disiplin, dan menyeluruh.
Musim 2025 menandai kebangkitan Quartararo. Setelah beberapa tahun naik-turun, ia kembali menggigit — meraih pole position berturut-turut dan podium dramatis di Jerez. Namun, keberhasilan ini tak lahir semata dari bakat alami. Ada kerja keras senyap yang berlangsung jauh dari sorotan kamera, di ruang gym, trek latihan, dan ruang pemulihan.
Sejak Kecil Sudah “Ngebut”
Dilansir dari motogp.com kecintaan Quartararo terhadap balapan dimulai lebih awal dari kebanyakan orang. “Ayah saya dulu balapan, dan saya mulai saat saya berusia 4 tahun,” kenangnya. Dari main-main dengan motor kecil, semangatnya tumbuh menjadi ambisi besar. Pada usia 14 tahun, ia sudah dua kali menjuarai kejuaraan Spanyol — kompetisi keras yang dikenal sebagai ladang lahir bintang masa depan MotoGP.
Sejak saat itu, ia tahu satu hal: dia punya potensi untuk menjadi juara dunia. Dan untuk mencapainya, dia harus berbeda. Tidak hanya di atas motor, tapi juga dalam cara dia melatih tubuh dan pikirannya.
Latihan Bukan Sekedar Otot
MotoGP bukan hanya soal nyali dan teknik, tapi juga soal science. Di atas motor 300 km/jam, tubuh pembalap harus mampu menahan tekanan luar biasa selama lebih dari 40 menit. Dan Quartararo paham bahwa latihan fisiknya harus sepresisi balapannya.
“Semua orang melatih tubuh bagian atas, dan kardio biasanya ditujukan untuk kaki,” katanya. “Tapi ini lebih dari sekedar angkat beban. Saya harus jadi yang paling kuat dengan beban tubuh yang paling ringan.”
Beban ringan tapi tenaga maksimal — inilah filosofi latihannya. Setiap sirkuit juga punya tantangan berbeda. Ada trek yang lebih banyak berbelok ke kiri, misalnya yang menuntut kekuatan ekstra dari trisep dan otot inti. Quartararo menyesuaikan latihannya dengan bentuk sirkuit, bukan sekedar mengikuti rutinitas umum. Hasilnya? Tubuh yang lentur tapi kokoh, cepat pulih tapi tahan banting.
Mental Sejak Start hingga Finis
Di balik semua latihan fisik itu, ada satu aspek lain yang tak kalah penting: mental. Quartararo sudah melewati 11 kali operasi dan pernah mengalami patah tulang pergelangan tangan yang parah. Tapi dia tidak pernah membiarkan cedera menghentikannya terlalu lama.
“Kalau kamu pulih dengan baik dan melakukannya dengan benar, itu tidak akan berdampak dalam jangka panjang,” ujarnya santai. Bagi Quartararo, pemulihan bukan berarti berhenti, itu bagian dari perjalanan.
Ia juga tidak lupa menjaga keseimbangan. Bersama ahli gizinya, ia tidak memaksakan diri hidup super ketat. Sesekali, ia tetap menikmati es krim favoritnya. Bukan semata soal lidah, tapi soal menjaga kewarasan.
“Ahli gizi saya mengizinkan itu, karena baik untuk mental saya,” katanya. “Kalau saya terlalu ketat terus, saya justru bisa kehilangan ketajaman.”
Warisan Latihan Baru
Dalam dunia yang semakin kompetitif dan canggih, pendekatan Quartararo adalah angin segar. Ia membuktikan bahwa menjadi pembalap MotoGP bukan hanya soal kecepatan dan keberanian, tapi juga tentang menyatukan tubuh, pikiran, dan semangat dalam satu paket utuh.
Kini, saat ia menatap Grand Prix Inggris dengan percaya diri dan momentum yang mengalir, jelas bahwa El Diablo tak sekedar kembali ke performa puncak. Ia sedang membentuk standar baru — mendefinisikan ulang bagaimana seorang pembalap mempersiapkan diri untuk menjadi juara.
Dan siapa tahu, mungkin generasi MotoGP berikutnya akan menyebut “Latihan ala Quartararo” sebagai formula juara.
Fabio Quartararo tidak hanya membalap untuk menang — dia melatih untuk bertahan, berpikir untuk berkembang, dan hidup untuk balapan.
Jumat, 23 Mei 2025
Aragon – Rumah bagi Marquez bersaudara, namun justru menjadi panggung kejutan terbaru dalam musim MotoGP 2025 yang penuh gejolak.
Jakarta, Hangoutproject.id - MotoGP 2025 terus membuktikan satu hal: tak ada yang pasti di atas lintasan. Di tengah hiruk-pikuk GoPro Grand Prix Aragon, publik menunggu kembalinya dominasi Marc Marquez di sirkuit yang selama ini jadi miliknya. Namun, di tengah lautan merah pendukung #93, sebuah nama lain justru mencuri sorotan — menjadi pemenang keenam yang berbeda secara berturut-turut musim ini, sekaligus memperpanjang catatan anomali kompetisi paling tak tertebak di dunia olahraga motor.
Ketidakpastian Jadi Gaya Hidup Baru MotoGP
Dilansir dari motogp.com, sebelum Aragon, lima Grand Prix terakhir menghadirkan lima juara berbeda dari tiga pabrikan yang berlainan. Marco Bezzecchi baru saja meraih kemenangan dramatis di Inggris meski start dari posisi ke-11, dan membuka pintu bagi Aprilia mencicipi manisnya kemenangan perdana musim ini. Tapi Aragon adalah tanah yang berbeda. Sebuah sirkuit yang secara historis selalu berpihak pada Marc Marquez, termasuk comeback cemerlangnya di tahun 2024 — kemenangan pertamanya sejak 2021.
Namun MotoGP 2025 tak lagi mengenal “raja sirkuit”. Yang ada hanyalah momentum, keberanian, dan sedikit keberuntungan. Dan semua itu diambil alih oleh sang pemenang kejutan kali ini.
Saudara Marquez, Rivalitas di Rumah Sendiri
Marc dan Alex Marquez datang ke Aragon sebagai dua pembalap teratas klasemen. Dengan Marc unggul 24 poin atas adiknya, pertarungan di rumah sendiri menjadi lebih dari sekedar perebutan podium — ini soal dominasi keluarga. Marc sempat mendominasi Sprint Race, tapi performa di Grand Prix Minggu kembali tak stabil. Terlalu banyak pertarungan ketat, termasuk dari nama-nama yang dulu hanya dianggap pengganggu — kini jadi ancaman nyata.
Alex sendiri tampil gigih dan tak memberi ruang kepada sang kakak. Tapi kali ini, bukan nama Marquez yang berdiri paling atas saat bendera finis dikibarkan.
Ducati Masih Jadi Kekuatan, Tapi Bukan Segalanya
Aragon memang “wilayah Ducati” dalam beberapa musim terakhir. Namun kemenangan Marc tahun lalu bersama Gresini dan pertarungan Pecco Bagnaia dengan kedua Marquez tahun ini menunjukkan bahwa motor bukan satu-satunya faktor penentu. Franco Morbidelli tampil gemilang naik dari P13 ke P4 dan hampir mencuri podium. Fabio Di Giannantonio, rekan setimnya, kembali solid dengan dua top ten finish.
Sementara itu, Johann Zarco yang sedang panas dengan kemenangan di Le Mans dan podium di Inggris, kembali tampil tajam dan kini hanya berjarak satu poin dari posisi keempat klasemen. Pemenang Aragon kali ini? Bukan dia — tapi performanya menjadi penegas: siapapun bisa menang di era MotoGP modern ini.
Debutan, Pembalap Lapar, dan Kuda Hitam Bersinar
Fermin Aldeguer menunjukkan bahwa darah muda tak bisa diremehkan. Debut MotoGP-nya di Aragon membawa pulang poin penting dan semakin mendekatkan dirinya ke Pedro Acosta, rekan sesama Murcian yang tampil stabil di tiga balapan terakhir.
Jack Miller sempat mencium aroma podium sebelum disalip di lap-lap akhir, membuktikan bahwa kecepatannya ada — tapi strategi dan posisi lintasan tetap kunci. Joan Mir akhirnya menuntaskan balapan penuh lagi, dan meski bukan di posisi atas, ini adalah modal untuk bangkit setelah lama tenggelam dalam cedera dan performa buruk.
Di Balik Layar: Rumor, Cedera, dan Tekanan
Sementara pertarungan di lintasan panas, di paddock, suasana tak kalah mendidih. Jorge Martin masih absen, Lorenzo Savadori kembali menggantikannya. Ai Ogura tengah menanti kepastian pasca operasi kaki. Dan rumor “silly season” mulai berdengung: siapa pindah ke mana musim depan?
Miguel Oliveira masih memburu poin perdana sejak comeback, dan Somkiat Chantra berharap bisa membawa pulang poin MotoGP pertamanya di sirkuit tempat ia bersinar di Moto2.
Kemenangan Bukan Lagi Soal Nama Besar
MotoGP 2025 telah berubah wajah. Aragon membuktikan bahwa tidak ada sirkuit yang benar-benar milik siapapun lagi. Marc Marquez tetap legenda di MotorLand, namun hari ini adalah milik yang lain — pemenang keenam berbeda musim ini dan semakin mengukuhkan status MotoGP sebagai olahraga paling tidak terduga, paling mendebarkan, dan paling egaliter dalam dunia balap.
Aragon telah selesai, tapi pertanyaan besarnya tetap menggantung:
Siapa lagi yang akan menang selanjutnya?
Dengan MotoGP seperti ini, tak ada yang berani bertaruh pasti.
Selasa, 3 Juni 2025