Bigetron Esports: Transformasi Besar dalam Bigetron CON 2025
Rabu, 26 Februari 2025

Jakarta, Hangoutproject.id - Pada Sabtu, 1 Februari 2025, Bigetron CON 2025 sukses digelar, memukau para penggemar dan masyarakat Esports Indonesia dengan serangkaian pengumuman besar, penghargaan prestisius, dan penampilan luar biasa. Acara ini menjadi tonggak sejarah penting bagi Bigetron Esports, yang semakin mengokohkan posisinya sebagai tim esports ternama di tanah air. 

 

Pengumuman Besar yang Mengubah Wajah Bigetron Esports

Dilansir dari bigetron.gg, acara dimulai dengan sambutan dari hangat dari Edwin Chia, CEO Bigetron Esports, yang mengumumkan bahwa semua divisi yang berada dibawah naungan Bigetron Esports kini resmi berganti nama menjadi Bigetron Esports. Langkah ini menandai penyatuan dan penguatan identitas yang lebih solid bagi organisasi yang telah mencatatkan berbagai prestasi gemilang di dunia esports Indonesia. 

 

“Semoga pengumuman ini, kita (Bigetron Esports) tahun ini bisa terus meraih juara,” ujar Edwin Chia dalam sambutannya. Harapan besar ini pun menggema, menggambarkan ambisi untuk membawa tim ini menuju puncak kemenangan yang lebih tinggi. 

 

Kelahiran BTR7: Gwen Gabung dengan Roster Baru

Salah satu momen yang paling dinanti adalah pengumuman Gwen sebagai member baru BTR7, menjadikannya anggota kesembilan dalam grup yang telah dikenal luas ini. Gwen tidak hanya diumumkan sebagai bagian dari tim, tetapi juga menunjukkan performa impresifnya dengan bermain bersama para anggota full member BTR7 untuk pertama kalinya.

 

Kehadirannya disambut dengan antusiasme tinggi dari para Troopers dan tamu undangan yang hadir. Selain itu, BTR7 juga mengungkapkan bahwa mereka akan merilis single terbaru yang pastinya akan menarik perhatian lebih banyak penggemar di tahun 2025. 

 

Penghargaan untuk Mitra dan Partner Terbaik

Sebagai bentuk apresiasi atas dukungan dan kerjasama yang telah terjalin, Bigetron Esports memberikan penghargaan kepada mitra-mitranya, seperti Bagus, CBN Fiber, dan Dunia Games. Di sisi lain, dua mitra baru juga diumumkan untuk memperkuat kolaborasi ke depan, yaitu IQOO sebagai Official Smartphone Partner dan Yoritos sebagai Official Snack Partner. 

 

Genesis: Jersey Baru yang Menyegarkan Identitas Bigetron Esports 

Pengenalan Genesis, jersey terbaru Bigetron Esports untuk tahun 2025, menambah kemeriahan acara ini. Dengan kehadiran Alice dan Zaan sebagai ikon utama Genesis, jersey ini dipromosikan sebagai bagian dari identitas baru yang lebih stylish dan modern. 

“Menurutku, Genesis lebih stylish sih,” kata Alice, Brand Ambassador Bigetron Esports, menambahkan semangat baru pada tampilan tim. 

 

Feel Koplo dan Energi Luar Biasa di Panggung

Puncak kemeriahan acara pun terwujud dengan penampilan spesial dari Feel Koplo, yang sukses membawa suasana menjadi lebih hidup. Penampilan mereka membuat seluruh audiens bergerak, berjoget, dan menciptakan atmosfer penuh energi yang menggetarkan seisi ruangan. Acara ini benar-benar menjadi perayaan semangat komunitas dan penggemar yang mendukung Bigetron Esports. 

 

Momen Penghargaan: Para Pahlawan Bigetron Esports

Sesi penghargaan menjadi salah satu bagian paling berkesan, dengan beberapa pemain yang telah memberikan kontribusi luar biasa di tahun 2024 diakui dalam kategori berikut: 

- Talent of The Year: Meyden

- Newcomer of The Year: Luke (Divisi MLBB)

- Coach of The Year: Chrisjo (Divisi Free Fire)

- Player of The Year: ZhanQ (Divisi HoK Bigetron Esports)

 

Pensiunnya Duo Legendaris Zuxxy dan Luxxy

Momen penuh haru terjadi ketika diumumkan bahwa Zuuxy dan Luxxy, dua legenda PUBG Mobile, resmi pensiun dari ranah kompetitif setelah berkarir sejak 2018. Kendati demikian, keduanya tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari Bigetron Esports sebagai Bigetron Creators, memberikan kontribusi pada pengembangan konten dan komunitas. 

 

Roster Baru dan Rencana Masa Depan

Tak kalah penting, Bigetron Esports mengumumkan roster baru PUBG Mobile untuk tahun 2025. Tim PUBG Mobile mereka akan diperkuat oleh lima pemain yang terdiri dari Satar (Captain), Federales, Voxie, Snape, dan Reizy, yang dibimbing oleh Head Coach Kent dan Analyst Morfeus. 

 

Di divisi MLBB, Bigetron Esports memperkenalkan Kyy yang sebelumnya merupakan roamer dari tim Evos Esports, serta kedatangan dua pemain baru: Light (Roamer) dan Anavel (Jungler). Luke juga diberi kepercayaan untuk memimpin tim sebagai captain. Coach E2MAXX akan menjadi pemimpin strategis di divisi MLBB ini, didampingi oleh Analyst Theo. Roaster lengkap MLBB Bigetron Esports 2025 adalah sebagai berikut: 

- Kenn (Jungler)

- Anavel (Jungler)

- Light (Roamer)

- Moreno (Midlaner)

- Luke (Explaner)

 

Penutupan: Momen Bersejarah yang Tak Terlupakan

Sebagai penutup yang tak kalah meriah, acara Bigetron CON 2025 ditutup dengan potong tumpeng sebagai simbol kebersamaan dan perayaan. Sesi fansign bersama pemain divisi PUBG Mobile dan MLBB memberi kesempatan bagi para Troopers untuk lebih dekat dengan idola mereka, menciptakan momen yang tak terlupakan bagi fans yang mendukung perjalanan panjang Bigetron Esports. 

 

Bigetron CON 2025 bukan sekedar sebuah acara, melainkan sebuah pernyataan tegas bahwa Bigetron Esports siap melangkah lebih jauh, lebih besar, dan lebih kuat di tahun 2025. Dengan transformasi besar, kolaborasi dengan mitra-mitra baru, dan roster yang semakin solid, Bigetron Esports semakin mantap untuk menghadapi tantangan di dunia esports internasional. Troopers, mari kita sambut perjalanan baru ini dengan penuh semangat.

Pilihan Lainnya
Indonesia vs China 1-0: G...

Jakarta, Hangoutproject.id - 5 Juni 2025 — Stadion Utama Gelora Bung Karno kembali menjadi saksi sejarah. Di hadapan puluhan ribu suporter yang memadati tribun, Timnas Indonesia sukses menumbangkan China dengan skor tipis namun krusial, 1-0, dalam lanjutan fase Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. 

 

Kemenangan ini tak hanya mempertebal harapan Garuda untuk melangkah ke putaran keempat kualifikasi, tetapi juga sekaligus memupus mimpi Tim Naga—julukan tim nasional China—untuk tampil di panggung sepak bola terbesar sejagat. 

 

 

Gol Tunggal Berbalut Emosi 

Dilansir dari sindonews.com, satu-satunya gol dalam laga yang berlangsung sengit ini tercipta lewat titik putih. Di menit ke-43, Ricky Kambuaya dijatuhkan di dalam kotak penalti, memaksa wasit meninjau ulang insiden lewat VAR. Setelah keputusan dibuat, Ole Romeny maju sebagai algojo. Tanpa ragu, penyerang naturalisasi itu mengarahkan bola ke pojok gawang dan membuat SUGBK meledak dalam euforia. Gol ini menjadi gol ketiganya bersama tim Merah Putih—dan mungkin yang paling emosional sejauh ini. 

 

 

Pertarungan Penuh Gairah 

Sejak awal laga, tensi pertandingan langsung tinggi. Indonesia tampil percaya diri dan agresif, menggempur pertahanan China yang dikenal kokoh. Serangan silih berganti terjadi, dengan enam tendangan tercatat dilepaskan skuad Garuda, satu diantaranya mengarah tepat ke gawang. 

 

China bukan tanpa perlawanan. Mereka mengubah strategi di babak kedua dan nyaris menyamakan kedudukan dua menit selepas jeda. Namun, aksi sigap Emil Audero di bawah mistar menggagalkan peluang emas tersebut. 

 

Laga pun terus berlangsung panas hingga menit akhir. Kedua tim saling jual beli serangan, namun pertahanan disiplin dan semangat juang tinggi para pemain Indonesia mampu menjaga keunggulan hingga peluit panjang dibunyikan. 

 

 

Asa Garuda, Gugurnya Naga

Dengan kemenangan ini, Indonesia terus menjaga asa untuk lolos ke babak keempat kualifikasi. Performa solid yang ditunjukkan malam ini semakin menegaskan bahwa tim Merah Putih bukan sekedar penggembira di Grup C.

 

Sebaliknya, hasil ini menjadi pil pahit bagi China. Dengan satu laga tersisa dan hanya mengantongi enam poin, peluang mereka untuk tampil di Piala Dunia 2026 dipastikan sirna. Jalan menuju Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada resmi tertutup. 

 

 

Catatan Penting

 

- Skor Akhir: Indonesia 1-0 China 

- Pencetak Gol: Ole Romeney (43’ - penalti) 

- Pemain Terbaik: Emil Audero (penyelamatan krusial di babak kedua) 

- Kehadiran Penonton: ±70.000 orang di SUGBK 

 

Kemenangan atas China ini akan dikenang sebagai salah satu momen paling penting dalam perjalanan panjang Timnas Indonesia. Dengan satu laga tersisa di fase grup, seluruh mata kini tertuju ke langkah selanjutnya skuad Garuda. Satu hal pasti: semangat Merah Putih tengah menyala, dan dukungan suporter akan terus menjadi bahan bakar menuju mimpi besar bernama Piala Dunia.

Friday, 06 Jun 2025

Timnas Ind...
Sepak Bola
SUPER LEAGUE SEASON 1: Ak...

Jakarta, Hangoutproject.id - DARTSLIVE kembali hadir dengan gebrakan kompetisi bergengsi “SUPER LEAGUE SEASON 1”, sebuah liga darts berskala besar yang mempertemukan 23 tim dari berbagai penjuru Jakarta dan sekitarnya. Dengan format liga kandang-tandang (home and away), atmosfer kompetitif pun terasa semakin kental. 

 

 

Format Liga: Taktil, Strategi, dan Sinergi 

Dalam setiap pertandingan liga ini, masing-masing tim akan saling adu strategi melalui 7 pertandingan — terdiri dari 3 single dan 4 double. Format ini menuntut kekompakan tim, penempatan pemain yang cermat, serta mental juara dalam setiap pertandingan.

 

 

Week 2: Duel Seru di Afterhour PIK 

Pekan kedua SUPER LEAGUE SEASON 1 berlangsung pada hari Selasa malam pukul 19.30 WIB, serempak di 5 lokasi (shop) salah satunya Afterhour Billiard, PIK. Salah satu laga yang mencuri perhatian adalah pertemuan antara Tim Mr. P melawan Sparta Kratos

 

Line-up Tim Mr. P

- Benny Tandean

- Lourdy Yoso

- Angelika Friskylia

 

 

Line-up Sparta Kratos

- Sunny Kings Handoko

- Jojo Julianne

- Edo Tanuwijaya

- Benedictus Alexander Leo

 

 

Sejak pertandingan dimulai, Tim Mr. P tampil dengan percaya diri tinggi. Dengan kombinasi ketenangan Benny, keakuratan Lourdy, dan daya juang Angel, mereka mampu mengendalikan tempo permainan sejak awal hingga akhir. Meski Sparta Kratos sempat mencuri satu kemenangan di salah satu partai double, Tim Mr. P tetap terlalu tangguh. Hasil akhir: 6 - 1 untuk kemenangan telak Tim Mr. P.

 

 

Liga Bergengsi yang Menyatukan Komunitas Darts 

SUPER LEAGUE SEASON 1 bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga tentang membangun komunitas. Liga ini mempertemukan 23 tim yang masing-masing diperkuat oleh 3 hingga 4 pemain, bertarung dalam sistem home and away yang berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Dengan dukungan penuh dari sponsor utama Mr. P, turnamen ini menjadi ajang pembuktian sekaligus persaudaraan antar pemain darts tanah air. 

 

Pertandingan dilangsungkan secara serentak di 5 lokasi utama (shop)

- Darts Hub, Sedayu City

- Firewok Eating House, Sunter

- Afterhour Billiard, PIK

- Buddy Pool, Kebon Jeruk

- Cartel Billiard, Gading Serpong

 

Dengan lokasi yang tersebar strategis, liga ini mampu menjangkau lebih banyak pecinta darts dan menciptakan atmosfer persaingan yang merata dan menyeluruh.

 

 

Puncak Liga: Grand Final 9 Agustus 2025 

Segala perjuangan, strategi, dan drama di sepanjang liga ini akan bermuara pada satu titik: Grand Final SUPER LEAGUE SEASON 1, yang akan digelar pada 9 Agustus 2025. Pertandingan penentu ini diyakini akan menyuguhkan duel sarat emosi, karena hanya satu tim yang berhak mengangkat trofi juara perdana liga ini. 

 

SUPER LEAGUE SEASON 1 telah membuka lembaran baru dalam kompetisi darts di Indonesia pekan demi pekan, cerita demi cerita, dan rivalitas antar tim menjadi warna dalam perjalanan menuju kejayaan. Pekan kedua menjadi bukti bahwa determinasi dan kekompakan bisa menjadi kunci kemenangan mutlak, seperti yang ditunjukkan oleh Tim Mr. P

 

Darts bukan sekedar permainan lempar anak panah. Di balik garis oche, ada cerita, ambisi, dan semangat sportivitas. Dan di SUPER LEAGUE SEASON 1, semuanya berpadu dalam harmoni yang memikat. 

 

GAME ON! SPIRIT ON!

Wednesday, 04 Jun 2025

Dartslive...
Hangoutpro...
Siapa Juara Darts yang Pa...

Jakarta, Hangoutproject.id - Dalam dunia darts yang penuh gemerlap, tidak semua juara mendapat sorotan yang layak. Nama-nama besar seperti Phil Taylor, Michael Van Gerwen, hingga sensasi muda Luke Littler tentu akrab di telinga penggemar. Namun bagaimana dengan mereka yang berjaya, namun seakan dilupakan sejarah? 

 

Dilansir dari dartsnews.com mantan pemain profesional dan pemenang Final Kejuaraan Pemain, Paul Nicholson, mencoba menjawab pertanyaan itu. Dalam kolom terbarunya untuk Sporting Life, pria berjuluk “The Asset” mengungkap tiga nama juara dunia yang menurutnya paling diremehkan sepanjang masa

 

Rob Cross: Juara Dunia yang Tak Pernah Benar-Benar Dirayakan

Rob Cross menembus dunia darts profesional dengan ledakan dahsyat. Hanya dua tahun setelah tampil di Challenge Tour, Cross mengalahkan Phil Taylor di final Kejuaraan Dunia 2018 dan menyabet gelar tertinggi. 

 

Namun, menurut Nicholson, kemenangan itu tidak disambut gegap gempita seperti yang didapatkan Littler atau Fallon Sherrock di masa kini. “Orang-orang masih belum mengerti betapa hebatnya Rob Cross,” tegasnya. “Sejak 2018, dia sudah main di 12 final utama dan memenangkan empat gelar, termasuk World Matchplay dan dua European Championship. Tapi gaungnya di luar arena? Hampir tidak ada.” 

 

Cross bukan tipikal bintang glamor. Ia bukan spesialis 180 yang memukau, tapi keandalan finishing dan kecintaannya pada treble 18 membuatnya menjadi salah satu eksekutor paling klinis dalam olahraga ini. Ia hanya belum mencapai satu final besar—World Grand Prix. selain itu, resume-nya nyaris lengkap. Tapi, entah kenapa, sorotan publik belum berpihak padanya

 

John Part – Sang Visioner dari Kanada 

Menyebut nama John Part mungkin akan membuat para penggemar darts senior mengangguk setuju. Tapi apakah namanya benar-benar disebut sejajar dengan Phil Taylor, Eric Bristow, atau John Lowe? Tidak juga, dan itu yang membuat Nicholson geleng-geleng kepala. 

 

“Seorang Kanada menang di Kejuaraan Dunia pada 1994? Itu seperti kisah dongen,” kenangnya. Tapi Part bukan one-hit wonder. Ia juara dunia tiga kali – di tiga arena berbeda: Lakeside, Circus Tavern, dan Alexandra Palace. Dan jangan lupa, ia pernah mengalahkan Phil Taylor dalam salah satu final paling legendaris sepanjang masa. 

 

Nicholson menegaskan, meski Part tidak dikenal dengan average tertinggi, “gelar tidak diberikan kepada pemain dengan angka 110 tapi gagal menang. Gelar diberikan kepada mereka yang tahu kapan harus membunuh permainan.” Dari kemenangan di Las Vegas hingga performa tangguh di UK Open 2018, John Part membuktikan ketangguhannya di berbagai era. Jarak antara gelar dunia pertamanya (1994) dan ketiganya (2008)? 14 tahun – sesuatu yang belum tentu bisa diulang, bahkan oleh bintang seperti Luke Littler di masa depan. 

 

Scott Waites – Tukang Kayu yang Menolak Jadi Selebriti 

Nama terakhir mungkin tidak sering muncul di arus utama, tapi Scott Waites adalah legenda di kalangan penggemar setia. Dua gelar dunia BDO, satu World Masters, Zuiderduin Masters, hingga kemenangan di Grand Slam 2010 – repertoarnya lengkap

 

Yang paling diingat Nicholson adalah momen saat Waites membalikkan ketertinggalan 0-8 menjadi menang 16-12 atas James Wade. Dengan rata-rata di atas 100, ia menunjukkan bahwa darts terbaiknya muncul saat menghadapi lawan terbaik

 

Namun, gaya hidup Waites jauh dari panggung gemerlap. “Scott menyukai hidupnya sebagai tukang kayu,” ujar Nicholson. “Ia suka bekerja, suka melempar darts tanpa sirkus dan kamera.” Ketika akhirnya ia pindah ke PDC pada 2020, masa emasnya sudah lewat. Tapi warisannya tetap utuh: juara dunia dua kali dan pemenang berbagai gelar besar, meski tidak pernah jadi headline. 

 

Diremehkan, Tapi Tak Terlupakan 

Ketiga nama ini — Rob Cross, John Part, dan Scott Waites – mungkin tidak selalu terpajang di dinding museum darts atau dibanjiri liputan media. Tapi prestasi mereka berbicara. Mereka adalah juara sejati yang membuktikan bahwa tak semua pemenang butuh sorotan terang untuk bersinar. 

 

Setuju dengan pilihan Paul Nicholson? Atau Anda punya jagoan lain yang juga layak disebut sebagai juara paling diremehkan? Sampaikan pendapat Anda – karena dalam dunia darts, kadang yang paling tenang adalah yang paling mematikan.

Tuesday, 03 Jun 2025

Dart
PDC